Cerita Dewasa Mertua Abangku Ngajak Ngentot
- Home
- Cerita sex sedarah
- Cerita Dewasa Mertua Abangku Ngajak Ngentot
Pada saat itu adalah hari sebelum abangku maried, ketika itu saya pun ikut mengantar abangku kerumah calon bininya. Setelah sampai dirumah calon istri abangku, saya melihat sesosok wanita STW ( setengah tua) dengan body yang sangat semok dan sangat menggairahkan
Ketika itu saya pun terus memandangi tubuhnya yang molek dari ujung kaki sampai ujung kepala. Walaupun umurnya sudah tidak muda lagi, kira-kira sekitar 38 tahunan, namun saya melihat wajahnya masih sangat enak untuk dipandang. Mungkin karena Ibu mertua abangku itu sering melsayakan perawatan, makanya wajahnya sangat halus dan sangat menggoda.
Namun waktu itu suasana rumah sangat ramai sehingga tidak terlalu sering saya memandangi tubuh Ibu mertua abangku itu, namun saya terus mencari dimana Ibu mertua abangku itu berada agar saya dapat memandangi tubuhnya.
Setelah beberapa saat saya melihatnya keluar kamar mandi, saat itu saya memandanginya dengan tajam dan setelah Ibu mertua abangku mengetahui kalau saya memandanginya, ia mengedipkan sebelah matanya dan meninggalkanku pergi.
Saya pun menjadi semakin penasaran dengan kedipan mata Ibu mertua abangku itu. Malam mulai larut, suasana rumah sudah sangat sepi sekali, akhirnya saya memutuskan untuk duduk sendirian disebuah ruangan sambil memikirkan arti kedipan mata Ibu mertua abangku tersebut.
Namun ditengah saya melamun, saya dikagetkan dengan kecupan lembut dari Ibu mertua abangku. Saya pun dengan reflek kemudian membalas ciuman Ibu mertua abangku itu. namun semua itu tidak berlangsung lama, karena Ibu mertua abangku itu langsung pergi meninggalkanku setelah memberikan ciuman lembutnya itu.
Hari-hari berikutnya saya bersikap seperti biasa, demikian juga Ibu mertua abangku. Pada saat-saat saya duduk berdua dengan ia, saya sering memberanikan diri memandang Ibu mertua abangku lama-lama, dan ia biasanya tersenyum manis dan berkata.
“ Apaa..?, sudah-sudah, ibu jadi malu “,
Terus terang saja saya sebenarnya merindukan untuk dapat bermesraan dengan Ibu mertua abangku itu. Saya kadang-kadang sagat merasa bersalah dengan abangku, dan juga kaka ipar-ku yang baik hati.
Terkadan saya demikian kurang ajar membayangkan Ibu mertua abangku disetubuhi ayah Ibu mertua abangku, saya bayangkan kemaluan ayah dan Ibu mertua abangku keluar masuk memek Ibu mertua abangku.
Tetapi saya selalu menaruh hormat kepada ayah dan Ibu mertua abangku. Ibu mertua abangku juga sayang sama kami. Pagi-pagi hari berikutnya, saya ditelepon Ibu mertua abangku, minta agar sore harinya saya dapat mengantarkan ibu menengok keluarga yang sedang berada di rumah sakit, karena suami Ibu mertua abangku sedang pergi ke kota lain untuk urusan bisnis.
Saya sih setuju saja. Sore harinya kami jadi pergi ke rumah sakit, dan pulang sudah sehabis maghrib. Seperti biasa saya selalu bersikap sopan dan hormat pada Ibu mertua abangku.
Dalam perjalan pulang itu, saya memberanikan diri bertanya.
“ tantee, ngapain sih dulu tantee kok cium Fajar ? “,
“ Aah, kamu ini kok maih diingat-ingat juga sich ”, jawab Ibu mertua abangku sambil memandangku.
“ Jelas dong Buk…, Kan asyiik ”, kata saya menggoda,
“ Naah, tambah kurang ajar thoo, Ingat abangmu lho Fajar…, Nanti kedengaran juga bisa geger lho Fajar “ .
“ Tapii, sebenarnya kenapa sich tantee…, Fajar jadi penasaran lho “,
“ Aah, ini anak kok nggak mau diem sich, Tapi eeh…, anu…, Fajar , sebenarnya waktu itu, waktu kita ngobrol itu, tantee lihat tampangmu itu kok cakep banget. Hidungmu, bibirmu, matamu yang agak kurang ajar itu kok membuat ibu jadi gemes banget deeh sama kamu.
Makanya waktu lampu mati itu, entah setan dari mana, ibu jadi pengin banget menciummu dan merangkulmu. Ibu sebenarnya jadi malu sekali. Ibu macam apa saya ini “,
“ Mungkin, setannya ini Bu…, Saat ini setannya itu juga deg-degan kalau lihat Ibu mertua abangku. Ibu boleh percaya boleh tidak , kadang-kadang kalau saya lagi sendiri, malah bayangin tantee lho. Bener-bener nih. Sumpah deh “,
“ Kalau tantee pernah bayangin saya nggak kalau lagi sama om ”, saya semakin berani.
“ aah nggak tahu ah…, udaah…, udaah…, nanti kalau keterusan kan nggak baik.
Hati-hati setirnya. Nanti kalau nabrak-nabrak dikiranya nyetir sambil pacaran ama tantee. Pasti tantee yang disalahin orang, Dikiranya yang tua niih yang ngebet ”, katanya.
“ Padahal dua-duanya ngebet lo tantee. tantee, maafin Fajar deeh. Fajar jadi pengiin banget sama tantee lho…, Gimana niih, punya Fajar sakit kejepit celana nihh ”, saya makin berani.
“ Aduuh Jar, jangan gitu dong. tantee jadi susah nih. Tapi terus terang aja Fajar .., tantee jadi kayak orang jatuh cinta sama kamu.., Kalau udah begini, udah naik begini, tantee jadi pengin ML sama kamu Fajar …, Fajar kita cepat pulang saja yaa…, Nanti diterusin dirumah…, Kita pulang ke rumahmu saja sekarang…, Toh lagi kosong khan…, Tapi Fajar minggir sebentar Fajar, tantee pengen cium kamu di sini ”, kata tantee dengan suara bergetar.
Oooh saya jadi berdebar-debar sekali. Saya jadi nafsu banget. Saya minggir di tempat yang agak gelap. Sebenarnya kaca mobilku juga sudah gelap, sehingga tidak tsayat ketahuan orang. Saya dan Ibu mertua abangku berangkulan, bercumbu dengan lembut penuh kerinduan. Benar-benar, selama ini kami saling merindukan.
“ eehhm…, Fajar,ibu kangen banget ma kamu ”, bisik Ibu mertua abangku.
“ saya juga bu ”, bisikku.
“ Fajar…, udah dulu Fajar…, eehmm udah dulu ”, nafas kami memburu.
“ Ayo jalan lagi…, Hati-hati yaa ”, kata Ibu mertua abangku.
“ ibu Mr.P-ku kejepit niih…, Sakit ”, katsaya.
“ iich anak nakal ”, Pahsaya dicubitnya.
“ Okei…, buka dulu kancin celananya ”, katanya.
Cepat-cepat saya buka celana saya, kemuian turuni celana dalamku. Woo, langsung berdiri tegang banget. Tangan kiri ibu mertua abangku, saya tuntun untuk memegang Mr.P-ku.
“ Aduuh kamu. Gede banget anu kamu…, Biar ibu pegangin, Ayo jalan. Hati-hati setirnya “,
Saya masukkan gig satu, dan mobil melaju pulang.
Mr.P-ku dipegangi ibu, jempolnya mengelus-elus kepala Mr.P-ku dengan lembut. Aduuh, gelii… nikmat sekali. Mobil berjalan tenang, kami beriam diri, tetapi tangan ibu terus memijat dan mengelus-elus Mr.P-ku dengan lembut.
Sampai di rumah, saya turun membuka pintu, dan langsung masuk garasi. Garasi saya tutup kembali. Kami bergandengan tangan masuk ke ruang tamu. Kami duduk di sofa dan berpandangan dengan penuh kerinduan.
Suasana begitu hening dan romantis, kami berpelukan lagi, bercumbu lagi, makin menggelora. Kami tumpahkan kerinduan kami. Saya ciumi Ibu mertua abangku dengan penuh nafsu. Saya rogoh payudaranya yang selalu saya bayangkan, aduh benar-benar besar dan lembut.
“ Buk, saya kangen banget Buk…, saya kangen banget “,
“ Aduuh Fajar, ibu juga…, Peluklah ibu Fajar, peluklah ibu ” nafasnya semakin memburu. Matanya terpejam, saya ciumi matanya, pipinya, saya lumat bibirnya, dan lidahku saya masukkan ke mulutnya. Ibu agak kaget dan membuka matanya.
Kemudian dengan serta-merta lidahku disedotnya dengan penuh nafsu.
“ Eehhmm.., Fajar, ibu belum pernah ciuman seperti ini…, Lagi Fajar masukkan lidahmu ke mulut ibu ”
Ibu mendorongku pelan, memandangku dengan mesra. Dirangkulnya lagi diriku dan berbisik.
” Bawalah Ibu ke kamar…, Enakan di kamar, jangan disini “,
Dengan berangkulan kami masuk ke kamar tengah yang kosong. Saya merasa tidak enak di tempat tidur saya.
“ Bu kita pakai kamar tengah saja yaa “,
“ Okei, Lebih bebas di kamar ini ”, kata Ibu mertua abangku penuh pengertian.
“ Saya remas bokongnya yang semok “,
“ iich.., dasar anak nakal ”, Ibu mertua abangku merengut manja.
Kami duduk di tempat tidur, sambil beciuman saya buka pakaian Ibu mertua ku. Saya sungguh terpesona dengan kulit ibuku yang putih bersih dan mulus dengan payudaranya yang besar menggantung indah. Ibu saya rebahkan di tempat tidur.
Celana dalamnya saya pelorotkan dan saya pelorotkan dari kakinya yang indah. Sekali lagi saya kagum melihat memek Ibu mertua abangku yang tebal dengan bulunya yang tebal keriting.
Seperti saya membayangkan selama ini, memek Ibu mertua kk ku benar menonjol ke atas terganjal bokongnya yang besar. Saya tidak tahan lagi memandang keindahan Ibu mertua abangku telentang di depanku. Saya buka pakaianku dan Mr.P-ku sudah benar-benar tegak sempurna. Ibu mertua abangku memandangku dengan tanpa berkedip.
Kami saling merindukan kebersamaan ini. Saya berbaring miring di samping Ibu mertua abangku. Saya ciumi, kuraba, kuelus semuanya, dari bibirnya sampai pahanya yang mulus. Saya remas lembut payudaranya, kuelus perutnya, memeknya, clitorisnya saya main-mainkan. Liang memeknya sudah basah.
Jariku saya basahi dengan cairan memek Ibu mertua abangku, dan saya usapkan lembut di clitorisnya. Ibu menggelinjang keenakan dan mendesis-desis. Sementara peliku dipegang ibu dan dielus-elusnya. Kerinduan kami selama ini sudah mendesak untuk ditumpahkan dan dituntaskan malam ini. Ibu menggeliat-geliat, meremas-remas kepalsaya dan rambutku, mengelus punggungku, bokongku, dan akhirnya memegang Mr.P-ku yang sudah siap seia masuk ke liang memek Ibu mertua abangku.
“ Buk, saya kaangen banget Buk…, saya kangen banget…, saya anak nakal Buk.. ”, bisikku.
” Ibu juga. sshh…, masukin …, masukin sekarang…, Ibu sudah pengiin banget … ”, bisik Ibu mertua abangku tersengal-sengal.
Saya naik ke atas Ibu mertua abangku bertelakan pada siku dan lututku. Tangan kananku mengelus wajahnya, pipinya, hidungnya dan bibir Ibu mertua abangku.
Kami saling memandang.
Berpandangan sangat mesra. Mr.P-ku dituntunnya masuk ke liang memeknya yang sudah basah. Ditempelkannya dan digesek-gesekan di bibir memeknya, di clitorisnya. Tangan kirinya memegang bokongku, menekan turun sedikit dan melepaskan tekanannya memberi komando Mr.P-ku. Kaki Ibu mertua abangku dikangkangnya lebar-lebar, dan saya sudah tidak sabar lagi untuk masuk ke memek Ibu mertua abangku.
Kepala Mr.P-ku mulai masuk, makin dalam, makin dalam dan akhirnya masuk semuanya sampai ke pangkalnya. Saya mulai turun naik dengan teratur, keluar masuk, keluar masuk dalam memek yang basah dan licin. Aduuh enaak, enaak sekali.
“ Masukkan setengah saja . Keluar-masukkan kepalanya yang besar ini…, Aduuh garis kepalanya enaak sekali “,
Nafsu kami semakin menggelora. Saya semakin cepat, semakin memompa Mr.P-ku ke memek Ibu mertua abangku.
“ Buk, saya masukan semua, masuk semua Buk ”
“ Iyaa , enaak banget. Pelirmu ngganjel banget. Gede banget rasane. Ibu marem banget ” kami mendesis-desis, menggeliat-geliat, melenguh penuh kenikmatan.
Sementara itu kakinya yang tadi mengangkang sekarang dirapatkan. Aduuh, memeknya tebal banget. Saya paling tidak tahan lagi kalau sudah begini. Saya semakin ngotot menyetubuhi Ibu mertua abangku, menusuk memek Ibu mertua abangku yang licin, yang tebal, yang sempit.
Bunyinya kecepak-kecepok membuat saya semakin bernafsu. Aduuh, saya sudah tidak tahan lagi.
“ Buk saya mau keluaar Buk…, Aduuh Buk.., enaak bangeet “,
“ ssh…, hiiya Fajar, keluariin Fajar Fajar, keluarin “,
“ Ibu juga mau muncaak, mau muncaak…, Teruss Kami berpagutan kuat-kuat. Nafas kami terhenti.
Mr.P-ku saya tekan kuat-kuat ke dalam memek Ibu mertua abangku. Pangkal Mr.P-ku berdenyut-denyut. menyemprotlah sudah pejuhku ke memek Ibu mertua abangku. Kami bersama-sama menikmati puncak persetubuhan kami. Kerinduan, ketegangan kami tumpah sudah. Rasanya lemas sekali. Nafas yang tadi hampir terputus semakin menurun. Saya angkat tubuhku.
Akan saya cabut Mr.P-ku yang sudah menancap dari dalam liang memeknya, tetapi ditahan Ibu mertua abangku.
“ Biar di dalam dulu Ayo miring, kamu berat sekali. Kamu nekad saja…, masa’ orang ditindih sekuatnya ”, katanya sambil memencet hidungku.
Kami miring, berhadapan, Ibu mertua abangku memencet hidungku lagi,
“ Dasar anak kurang ajar…, Berani sama Ibu mertua kakak mu ya.., Masa ibunya dinaikin, Tapi …, ibu nikmat banget, nikmat banget. Ibu belum pernah merasakan seperti ini “,
“ Buk, saya juga Buk. Mungkin karena curian ini ya Buk, bukan miliknya…, Punya bapaknya kok dimakan. Ibu juga, punya anakya kok ya dimakan, diminum ”, katsaya menggodanya.
“ Huush, dasar anak nakal.., Ayo dilepas .., Aduuh berantakan niih Pejuhmu pada tumpah di sprei, Keringatmu juga basahi tetek ibu niih “,
“ Buk, malam ini ibu nggak usah pulang. Saya pengin dikelonin ibu malam ini. Saya pengin diteteki sampai pagi ”, katsaya.
“ Ooh jangan cah bagus…, kalau dituruti Ibu juga penginnya begitu. Tapi tidak boleh begitu. Kalau ketahuan orang bisa geger dehhh…
“ Tapi Buk, saya rasanya emoh pisah sama ibu “,
“ Hiyya, ibu tahu, tapi kita harus pakai otak dong. Toh, ibu tidak akan kabur.., justru kalau kita tidak hati-hati, semuanya akan bubar deh “,
Kami saling berpegangan tangan, berpandangan dengan mesra, bercumbu lagi penuh kelembutan.
Tiada kata-kata yang keluar, tidak dapat diwujudkan dalam kata-kata. Kami saling mengasihi, antara ibu dan anak, antara seorang pria dan seorang wanita, kami tulus mengasihi satu sama lain. Malam itu kami mandi bersama, saling menyabuni, menggosok, meraba dan membelai. Mr.P-ku dicuci oleh Ibu mertua abangku, sampai tegak lagi.
“ Sudaah, sudaah, jangan nekad saja. Ayo nanti keburu malam “,
Malam itu sungguh sangat berkesan dalam hidupku. Hari-hari selanjutnya berjalan normal seperti biasanya. Kami saling menjaga diri. Kami menumpahkan kerinduan kami hanya apabila benar-benar ada kesempatan dan aman.
Tetapi kami sering mencuri-curi kesempatan untuk sekedar bercumbu dan membelai. Kadang-kadang dengan berpandangan mata saja kami sudah menyalurkan kerinduan kami. Kami semakin sabar, semakin dewasa dalam menjaga hubungan terlarang kami. Ini adalah dosa paling nikmat yang pernah saya alami.
Related Posts
Cerita Dewasa Adik Tanteku yang Lugu
Comments Off on Cerita Dewasa Adik Tanteku yang Lugu
Cerita Dewasa Dipuaskan Anakku Sendiri
Comments Off on Cerita Dewasa Dipuaskan Anakku Sendiri
Cerita Sedarah Baru Mencintai Ibuku Yang Sangat Seksi
Comments Off on Cerita Sedarah Baru Mencintai Ibuku Yang Sangat Seksi
Mengajari Adik Sepupu Arti Seks Sedarah
Comments Off on Mengajari Adik Sepupu Arti Seks Sedarah
Cerita Dewasa Ml Sama Ibu Tiri Saat Mabuk Berat
Comments Off on Cerita Dewasa Ml Sama Ibu Tiri Saat Mabuk Berat